Sering dalam sebuah forum diskusi online maupun offline kita melihat langsung sebuah diskusi menjadi tidak sehat. Artinya diskusi akan melenceng dari sebuah tujuan dan kesepakatan dari diskusi itu sendiri. Bahkan tidak jarang dalam sebuah diskusi terjadi baku hantam dan caci maki di antara peserta, sampai walk out dari arena diskusi. Salah satu penyebab kegagalan dalam acara diskusi yang sedang berlangsung dikarenakan adanya sesat pikir dalam bernalar peserta diskusi dalam mengemukakan argumentasinya, diistilahkan dengan Logical Fallacy.
Dalam postingan ini saya akan menuliskan ulang beberapa kasus yang termasuk kedalam kategori sesat pikir dalam bernalar beserta contohnya yang sering kita temukan sehari-hari :
- Poisoning The Well : mencegah argumen lawan dengan menuduh lawan bicara dengan berbagai cara agar tampak tercela. Misalkan dengan menyerang sisi pribadi lawan, hal ini sangat diharamkan dalam berdiskusi.
- Argumentum ad Verecundiam: menganggap pendapat pakar sebagai sebuah kebenaran yang pasti. Misalnya menurut para ahli, homoseksual adalah sesuatu yang normal. Padahal tak semua beranggapan seperti itu.
- Perfect Solution Fallacy: beranggapan bahwa ada solusi sempurna, menolak solusi lain karena sebagian masalah tidak bisa diselesaikan dengan cara itu. Misalnya apapun kebijakan yang diambil, jika tanpa penerapan khilafah, tak akan menyejahterakan rakyat.
- False Dilemma : berargumen dengan menyediakan dua pilihan, seringkali berupa titik ekstrim. Misalnya : jika tak menerapkan kebijakan ini, NKRI akan hancur. Mencoba meniadakan solusi lain dengan hanya menyediakan dua pilihan.
- Ipse-Dixitism, mendasarkan argumentasi dengan keyakinan dogmatis. Misalnya : Kapitalis telah terbukti gagal dan menyengsarakan rakyat, karena itu mesti diganti dengan sistem X.
- Guilt by Association: generalisasi yang tergesa-gesa, terlalu cepat mengambil kesimpulan. Misalnya : si A banyak bergaul dengan pemabuk, pasti si A juga seorang peminum minuman keras.
0 comments:
Posting Komentar